Pages


Food Additive atau Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalah bahan atau campuran bahanyang secara alami BUKAN merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi ....ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan, antara lain bahan pewarna, pengawet, penyedap rasa, anti gumpal, pemucat,danpengental.

Didalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No.722/Menkes/Per/IX/88 dijelaskan bahwaBTP adalah bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai makanan dan biasanya bukanmerupakan ingredien khas makanan, mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi, yangdengan sengaja ditambahkan kedalam makanan untuk maksud teknologi pada pembuatan, pengolahan, penyiapan, perlakuan, pengepakan, pengemasan, penyimpanan atau pengangkutan makanan untuk menghasilkan atau diharapkan menghasilkan suatukomponen atau mempengaruhi sifat khas makanan tersebut.Dalam kehidupan sehari-hari BTP sudah digunakan secara olehmasyarakat,termasuk dalam pembuatan makanan jajanan.

        Dalam prakteknya masih banyak produsen pangan yangmenggunakan bahan tambahan yang beracun atau berbahaya bagi kesehatan yang sebenarnyatidak boleh digunakan dalam makanan. Halini disebabkan karena ketidaktahuan produsen pangan, baik mengenai sifat-sifat dan keamanan maupun mengenai peraturan tentang BTP.Karena pengaruh terhadap kesehatan umumnya tidak langsung dapat dirasakan atau dilihat, maka produsen seringkali tidak menyadari penggunaan BTP yang tidak sesuai dengan peraturan.Penyimpangan atau pelanggaran mengenai penggunaan sering dilakukan oleh produsen pangan,yaitu:l. Menggunakan bahan tambahan yang dilarang untuk makanan

analisa protein metode kjedahl http://ml.scribd.com/doc/31583959/Analisa-Protein-Metode-Kjedahl


Proteimerupakan salah satkelompok bahan makronutrienTidak sepertbahanmakronuttrien lain (lemak dan karbohidrat), protein ini berperan lebih penting dalam pembentukan biomolekul daripada sebagai sumber energy.Keistimewaan lain dari protein ini adalah strukturnya yang mengandung N, disamping C,H, dan O. Dengan demikian maka salah satu cara terpenting yang cukup spesifik untuk menentukan jumlah-jumlah proteisecara kuantitatif adalah dengapenentuankandungan N yang ada dalam bahan makanan atau bahan lain.Karena molekulnya yang lebih besar (berat molekulnysampai mencapajutaan), maka protein mudah sekali mengalami perubahan bentuk fisik ataupun aktivitas biologisnya.Banyak agensia yang dapat menyebabkan perubahan sifat alamiah protein, misalnya panas, asam, basa, solven organic, garam, logam berat, radiasi sinar radioaktif. Perubahansifat fisk yang mudah diamati adalah terjadinya penjedalan (menjadi tidak larut) atau pemadatan.Apabila protein murni dianalisa unsur-unsur pneyusunnya, maka gambaran yang berikutini umum dijumpai.



UnsurKadaC50-55%O20-25% N15-18%H5-7%S0,4-2,5%

 
6.Protein persediaan makanan7.Protein inti sel8.Senyawa musin dan sebangsanya (mukoid)9.Kolagen10.KeratinBerdasarkan sifat fisioko-kimiawi terutama sifat kelarutannya, maka garis besar kelompok  protein sederhana adalah sebagai berikut :
1.
Albumin protein larut dalam air 
2.
Globulin proteiyang tidak larut dalam air, akan tetaplarut dalam lautagaramencer 
3.
Prolamin: protein larut dalam ethanol 70-80%, tidak larut dalam air, larutan garamdan ethanol murni
4.
Glutelin tidak larut dalam air, garam ataupun ethanol, larut dalam larutan alkalisatau asam encer 
5.
Scleroprotein : tidak larut dalam air, larutan garam encer dan solven organic
6.
Protemine dan histone protein yang bersifat alkalis, larut dalam air dan larutangaram.A.ALAT DAN BAHANAlatBahan
Labu ukur 100 mL
Erlenmeyer 250 mL
Batang pengaduk 
Corong
Pipet tetes
Pipet ukur 1 mL
Pipet volume 5 mL
Labu kjeidahl
Alat destilator 
Indicator MR-BCG
H
3
BO
3
2%
 NaOH 30%
Sample (Sosis)
H
2
SO
4
pekat
Selen
HCl 0,01 N
Aquadest
 
A.PROSEDUR 1.Sample ditimbang dengan seksama 0,51 g dan dimasukan dalam labu kjeidahl 100mL
2.
Ditambahkan 2 g campuran selen dan 25 mL H
2
SO
4
pekat3.Dipanaskan diatas pemanalistrik atau api pembakar sampai mendididan larutanmenjadi jernih kehijau-hijauan (sekitar 2 jam)4.Dibiarkan dingikemudian diencerkan dadimasukan dalalabu ukur 10mL,tepatkan sampai tanda garis
5.
5 mL larutan dipipet dan dimasukan dalam alat penyuling, kemudian 5 mL NaOH30% ditambahkan dan beberapa tetes indicator phenolphthalein (PP)6.Disulingkan selama kurang lebih 10 menit, sebagai penampung adalah 10 mL larutanasam borat 2% yang telah dicampur indicator dan dimasukan dalam Erlenmeyer 7.Ujung pendingin dibilasi dengan air suling8.Dititrasi dengan larutan HCl 0,01 N9.Dibandingkan dengan blankoA.DATA PENGAMATAN1.Standarisasi NaOH oleh asam oxalateGraasaOxalamNaOHNaOH0,011122,90,0076 N NaOH =
Gram asam oxalate X valensi asam oxalat 0,126 X mL NaOH
=
0,0111 x 20,126 x 22,9
= 0,0076 N2.Standarisasi HCl oleh NaOHmNaOHmHClNaOHHCl29,7250,00760,0090
 
 HCHC=NaONaOH HC25=0,00729,7 HCl=
0,0076 x 29,725
  HCl=0,009N3.Titrasi SampleBeratSample (W)VoSampleVoBlankoHClf.Fp0,510g26,mL20,mL0,009N6,252025,5 mLkadaprotein=
V1-V2.N.0,014.fk.fpWx 100%
Keterangan :Berat sampleV1: volume HCl yang dipergunakan untuk penitaran sampleV2: volume HCl yang dipergunakan untuk penitaran blanko NKonsentrasHClFkfactor konversiuntuk sosis 6,25FpfactopengencerankadaproteisamplI=
V1-V2.N.0,014.fk.fpWx 100%
=
26,9-20,9 x 0,0090 x 0,014 x 6,25 x 20 0,5102 x 100%
=
6 x 0,0090 x 0,014 x 6,25 x 20 0,5102 x 100%
=
0,09450,5102 x 100%
= 0,186 x 100%= 18,52%% kadar protein sample II=
V1-V2.N.0,014.fk.fpWx 100%
http://ml.scribd.com/doc/31583959/Analisa-Protein-Metode-Kjedahl 
=
26,5-20,9 x 0,0090 x 0,014 x 6,25 x 20 0,5102 x100%
=
4,6 x 0,0090 x 0,014 x 6,25 x 20 0,5102 x 100%
=
0,072450,5102 x 100%
= 0,1420 x 100%= 14,20%4.REAKSIa.Destruksi(CHON) + On + H
2
SO
4
CO
2
+ H
2
O + (NH
4
)
2
SO
4
 b.Destilasi NH
4
+ OH
-
H
2
O + NH
3
 NH
3
+ HBO
2
NH
4
BO
2
c.Titrasi NH
4
BO
2
HCl NH
4
Cl + HBO
2

nuphalinopzis. Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut

please select your language.

just share anything.., :)

Web Hosting

who views me..,